Sunday, November 25, 2012

Departure Time (I)


Hingga keberangkatan pun masih ada banyak rintangan yang harus dihadapi. Yah seperti kata Chitato, “Coz Life is never flat”. H-7 sebelum departure, saya belum mendapat TRP (Temporary Residence Permit). Jadi, TRP itu bentuknya kaya KTP sebagai bukti kalo kita memang bisa tinggal di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Fungsi kaya Visa sih, tapi g tau juga kenapa milih bikin TRP, dan alhasil membuat galau. Kegalauan ini dikarenakan ternyata host university salah persepsi. Mereka berpikir bahwa saya membuat Visa sehingga mereka berpikir durasi untuk asuransi sudah benar. (Jadi kalau membuat TRP itu, ada banyak dokumen yang harus dibuktikan dan salah satunya adalah asuransi selama kita di sana. Nah berhubung mau bikin TRP, seharusnya durasi asuransi adalah satu bulan sebelum keberangkatan. Kata petugas di Slovenia sih mereka baru mau memproses TRP pada saat tanggal yang sama yang tertera di asuransi, misal 30 December. Mereka baru mau memproses tanggal 30 December. Walaupun kalian sudah memasukkan aplikasi pada awal bulan Januari. G tau deh kenapa). Alhasil, saya dan sekeluarga deg-degan setengah mati, Telepon ke kedubes India, email ke host, coordinator scholarship, dll. Huahh, capek. Soalnya kalau sampe belum datang hingga hari H, maka keberangkatan bakal diundur. G diundur aja udah kelewatan satu hari Ospek, gimana kalau diundur. Begitulah dimulailah pencarian saya, hingga suatu hari saya mendapat kabar bahwa TRP saya sudah sampe di Jakarta hari Sabtu pagi (H-1). Langsung saya telpon DHL, dan kata mereka bakal dikirim hari itu juga dan mungkin akan sampe jam 10 siang. Saya pun berangkat ke kantor DHL  dan sampe di sana katanya mundur jam 2 siang. Beberapa jam kemudian, katanya belum sape. Telpon lah ibu saya ke kantor DHL Pusat dan mereka jawam ,” waduh engga dikirim sama Kami itu bu siang ini. Kemungkinan baru datang senen siang”. Langsung lah, dimarah2 in tu petugas sama ibu saya. Gilak aja, katanya jam 10 pagi, eh mundur jam 2 siang, bla, bla. Akhirnya dengan segenap rasa dan suka duka, ternyata petugas tadi salah menafsirkan data pengiriman *nggok. Dan setelah menunggu penantian yang panjang, akhirnya TRP saya pun sampe di Solo jam set 8 malam (18 jam sebelum keberangkatn) . Huaaah. Segera setelah itu saya packing dan bla bla.

TRP (Temporary Residence Permit) yang cuma diliahat sekilas sama petugas bandara  :/

Packing (ada timbangan buat ngukur kira-kira bakal overweight kaga,soalnya cuma 20 kilos)


No comments:

Post a Comment